Mengapa banyak hidung dari patung-patung mesir kuno yang hilang???
Patung mesir kuno dibuat pada tahun 4500SM, Yang mana pada saat itu hanyalah sebuah figuran kecil, nah, seiring berjalannya waktu, telah terjadi perubahan-perubahan pada patung tersebut, pada umumnya sekarang ini kita ketahui banyak patung-patung kuno yang hilang pada bagian hidung.
Kita pastinya bertanya-tanya, kenapa patung-patung mesir kuno kok banyak yang tidak ada hidungnya?, apa hal itu cuma kebetulan saja atau memang ada maksud tertentu?, mungkinkah itu menjadi sebuah konspirasi yang disengaja?
Para arkeolog berpendapat bahwa hilangnya hidung pada patung mesir kuno disebabkan oleh erosi dan mungkin menjadi penyebab utama yang terjadi pada patung-patung kuno tersebut, siklus angin yang kencang, pergerakan bukit pasir, aliran air atau mungkin disebabkan oleh ulah manusia yang jahil menjamah patung itu selama ribuan tahun telah dirusak, padahal patung tersebut terbuat dari material yang relatif kuat seperti batu marmer
Perbuatan merusak (Vandalisme) bisa saja menjadi faktor utama kenapa kejadian ini begitu sering terjadi, kita ambil contoh patung filosofer yang di kenal dengan Aristoteles yang berada di pintu masuk museum kuno di Assos - Turki.
Aristoteles yang dikenal juga sebagai pencetus ilmu filsafat, di letakkan di depan pintu masuk museum kuno tersebut oleh mentri kebudayaan turki pada 2009 lalu, dan patung tersebut menjadi korban vandalisme yang menjadikan patung itu terdapat goresan-goresan di wajah dan hilang nya tangan kanan pada patung Aristoteles.
Pada jaman dahulu, agama Kristen, Yahudi, dan beberapa dengan aliran dan kepercayaan lain ikut terlibat aksi vandalisme dan telah berlangsung selama berabad-abad dan bertanggung jawab terhadap hilangnya bagian tubuh pada patung-patung kuno lainnya.
Tercatat dalam sejarah bahwa pada jaman mesir kuno dimasa itu terkadang juga merusak patung peninggalan-peninggalan kerajaan sebelumnya yang bertujuan untuk menghapus jejak peninggalan mereka
Pada intinya bahwa hidung dari patung mesir kuno tersebut dilakukan dengan bertujuan untuk menyembunyikan identitas dari ras si pembuat patung kuno tersebut, tidak dapat dipastikan juga untuk saat ini dan tidak ada bukti yang solid dan mendukung teori tersebut.